Jumat, 12 April 2013

0 komentar

Perjumpaan terjadwal

  Siang itu, angin kencang menghembus menghantarkan hawa dingin. Sekitar jam dua belas siang, saat itu  saya sedang menyiapkan hidangan untuk makan bersama. Tiba-tiba terdengarlah suara langkah kaki diiringi dengan suara pintu yang khas. tak lama kemudian terdengarah suara salam.

Satu persatu jama'ah Yasiin Umar bin Khattab mulai menampakan batang hidungnya. Suara canda tawa dengan muka ceria pun meramaikan suasana dalam ruang Imam. Entah mengapa, mungkin karena sekian lama tak berjumpa, menjadikan suasana gembira bisa menjalin silaturahim antar umat muslim.
Tak lama kemidian waktu shalat Dzuhur pun tiba, kamipun bergegas untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat berjamaah dengan dipimpin oleh Ustadz Gus Riyanto selaku Amir Masjid Umar Bin Khattab.
Jama'ah Yasiin Umar Bin Khattab

 Usai shalat berjamaah kamipun istirahat sejenak, kemudian mulai melakukukan agenda utama. Lantunan surat Yasin pun mulai terdengar merdu. Kompaknya saat membacakan surat Yasiin mengambarkan akan kekompakan umat muslim di Korea.
Setelah selesai membaca surat Yasiin beserta Tahlil, kegiatan dilanjut dengan tausiyah singkat dari ustad ternama di Masjid Umar Bin Khattab. Walaupun suasana hati sedang tidak tentu, saya mencoba Istiqamah untuk memahaminya.

 Ucapan Salam mulai terucap dari lisan Kang Muhammad Rusdi Syamsudin. Yang masih saya ingat beliau menjelaskan tentang bertaubat, seseorang itu pasti melakukan salah, namun yang terpenting adalah bagaimana yang ia lakukan  setelah melakukan kesalahan. Bahkan seorang Nabi Daud pun pernah melakukan salah kisah ini dijelaskan di dalam Al Qur'an.

 Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena kedatangan) mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata : "Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan". Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.( QS Sad :22-25)

Ketika itu Allah mengujinya melalui 2 orang, orang pertama memiliki 99 ekor kambing betina sementara orang  kedua hanya memiliki 1 ekor kambing, orang pertama meminta kambingnya kepada orang kedua dan orang kedua telah mengalahkan dalam perdebatan mereka. Kemudian kedua orang tersebut mengadu kepada nabi Daud untuk dan meminta keputusan yang adil kepadanya. Tanpa bertanya kepada orang pertama, apa sebab ia meminta kambing kepada orang kedua Nabi Daud langsung berkata kepada orang yang pertama bahwa ia telah melakukan perbuatan Zalim. kemudian Nabi Daud  mengetahui bahwa Allah sedang menguji Nya. Maka nabi Daud pun meminta ampunan kepada Allah dengan bersujud dan bertaubat padannya.

Tausiyah kang Rusdi begitu mudah terhayati, dan tidak terlalu sulit untuk dipahami.
Selesai tausiyah agenda dilanjutkan dengan pelengkapan organisasi kepengurusan Mas'jid Umar Bin Khattab. Usai Pemilihan kepengurusan, acara dilanjut dengan santapan jasmani. Dalam kebersamaan menu seadanyapun terasa begitu nikmat.Selesai makan bersama kegiatan dilanjutkan dengan foto bersama, bunga sakura seakan jadi saksi perjumpaan kami di siang itu.
Lokasi, di Taman Yangsan



Sungguh kami tidak akan pernah berjumpa kecuali dengan izin Allah, dan semua itu telah tertulis di dalam Laul Mafudz. Seperti dijelaskan dalam surat Al Anam.

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" ( QS Al Anam; 59)

Sekitar pukul setengah empat acarapun berakhir. masing masing jamaah kembali ke tempat tinggalnya.
Puji Syukur Kami Panjatkan kepada Allah yang telah mempertemukan hambanya di negeri Gingseng.





Read full post »

Jumat, 05 April 2013

0 komentar
Sejarah berdirinya Masjid Umar Bin Khattab

Secara fisik Masjid adalah bangunan fisik yang terdiri atas lantai, tiang, atap, dinding dan seisinya. Namun secara spiritual masjid merupakan poros nadi umat Islam yang sangat penting. Selain menjadi perekat
umat di mana mereka bisa menebarkan kabajikan, masjid juga merupakan media bagi sang Muslim agar sukses dalam menjalin hubungan vertikal dengan Allah, melalui masjid, sang muslim bisa melakukan mi'raj menuju Ilahi. Dari masjid, kaum muslimin bisa belajar-mengajar, keimanan seseorang tergambar, tingkat keberagamaan masarakat terpancar, ketenangan dan kedamaian terbinar-binar, dan kebangkitan umat mengakar.
 Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, atas berdirinnya masjid Umar Bin Khattab, Gwangju,  Korea selatan. Masjid Umar bin khattab bagaikan sebuah oase di hamparan padang pasir yang tandus, yang memberikan  nur islamiyah bagi yang haus akan Iman. Menjadi tempat untuk mencurahkan kerinduan terhadap sang Khaliq.Keberadaanya sangat dibutuhkan oleh seluruh kaum muslimin yang berada di Gwangju dan sekitarnya. Selain sebagai sarana untuk beribadah tetapi juga sebagai tempat untuk silaturahim sesama Muslim dan sebagai tempat da'wah demi tegaknya khilafah Islam.

 Dilihat secara fisik, masjid Umar Bin Khattab terdiri dari 3 lantai, lantai pertama digunakan untuk ruang Imam, tempat wudhu, kamar mandi dan dapur. Lantai kedua digunakan untuk tempat untuk beribadah dan tempat penyimpanan barang. Sedangkan lantai ketiga sebagai tempat untuk jemuran.

Masjid di Gwangju jika ditinjau dari keberadaannya dulu sejak sekitar tahun 2006 berada di Cheomdan, namun statusnya masih sewa, nah setelah itu Umat Muslim yang berada di Korea Selatan diantaranya umat muslim dari Pakistan, Indonesia, Uzbegistan dan Banglades, bersepakat untuk membangun masjid dan memutuskan untuk membeli tanah di Yangsan-dong. Atas berkat kerja keras Umat Muslim,bantuan dari Korean Muslim Federation serta Ridho Allah SWT,  akhirnya masjid Umar Bin Khattab bisa berdiri dan diresmikan pada tahun 2008.


Kini sudah hampir 5 tahun masjid Umar bin Khattab berdiri, Semoga bisa menjadi tempat untuk mengakarnya agama Islam di negeri Gingseng ini, dan juga sebagai sarana untuk menegakan Khilafah Islam. Amiin
Read full post »